Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

Mencoba naik kereta kuno bertenaga uap dengan gerbang berbahan dasar kayu jati berusia ratusan tahun adalah salah satu tujuan para wisatawan melancong ke Stasiun Ambarawa di Semarang, Jawa Tengah, yang dikenal juga dengan nama Museum Kereta Api Ambarawa.


Selain melihat-lihat lokomotif kuno, para pelancong juga bisa mencoba untuk menaikinya. Ada dua jalur kereta api wisata yang ditawarkan, yakni Ambarawa-Tuntang (jalur reguler) dengan jarak 6 km, dan Ambarawa-Bedono (jalur khusus) dengan jarak 9 km. Jalur ke dua hanya bisa dilalui kereta dengan roda bergerigi karena ada tanjakan yang mesti dilalui.


Walau kedua tujuan itu berjarak relatif dekat, kenikmatan wisata tetap terasa karena laju kereta uap ini dibatasi 20 km/jam saja.


Selain kereta uap, di museum tersebut juga ada lokomotif diesel yang melayani perjalanan wisata jalur reguler tiga kali sehari, yaitu pukul 09:00, 11:00, dan 13:00 WIB. Harga tiket kereta diesel ini ditetapkan Rp50 ribu per orang.


Bagaimana dengan jadwal kereta uap? Perjalanan wisata dengan kereta jenis ini hanya bisa dilakukan dengan memesan gerbong untuk rombongan satu pekan sebelum perjalanan dilakukan; baik untuk jalur reguler maupun khusus.


"Saat ini kalau untuk yang lokomotif uap, bisa satu bulan satu kali, atau dua kali," terang Muhammad Amiqul Haq, awak kereta wisata Ambarawa, pada Beritagar.id, Minggu (8/10/2017).


Butuh waktu sekitar tiga jam untuk memanaskan mesin uap sebelum kereta diberangkatkan. Oleh karena itulah perjalanan kereta uap tak bisa mendadak dilakukan.


Pemesanan bisa dilakukan dengan mendatangi kantor PT KAI DAOP IV Semarang, di Jalan MH Thamrin Nomor 3, Sekayu, Semarang, dengan membawa uang muka sebanyak 10-20 persen. Jumlah penumpang dalam satu gerbong antara 35-40 orang.


Jika memilih tujuan Tuntang, siapkan uang Rp10 juta untuk satu gerbong, Rp12,5 juta untuk dua gerbong, dan Rp15 juta untuk tiga gerbong.


Sementara jika memilih tujuan Bedono, kereta hanya mampu menarik maksimal dua gerbong sekaligus dengan biaya sewa Rp15 juta.


Rel bergerigi

Beritagar.id berkesempatan melakukan perjalanan menggunakan kereta uap menuju Bedono.


Dalam perjalanan ke Bedono, kereta uap akan melintasi perbukitan dengan dua kali pemberhentian, yakni di Stasiun Jambuserta di wilayah Boga Makmur untuk mengisi air.


Selain itu, pemberhentian kedua dilakukan juga untuk menyiapkan tekanan uap sebelum lokomotif jenis B 2503 dan B 2502 yang mampu menarik dua gerbong berkapasitas 80 orang itu melintasi jalur menanjak.


Perjalanan dengan lokomotif uap tersebut ternyata tak semudah yang diperkirakan. Para masinis yang berjumlah tiga orang harus menyiapkan kayu bakar berbahan dasar kayu jati, serta menunggu mendidihnya air hingga menghasilkan uap selama kurun 15-20 menit.


Rute Ambarawa-Bedono menyajikan pemandangan menarik karena melintasi perbukitan, Gunung Ungaran, dan Gunung Merbabu. Jalur ini mempunyai keunikan, yakni jalur bergerigi sepanjang empat kilometer, dari Stasiun Jambu di ketinggian 479 meter dari permukaan laut (mdpl) menuju Stasiun Bedono di ketinggian 711 mdpl.


Seperti dijelaskan Manajer Humas KAI Daop IV Semarang Edi Suswoyo kepada Kompas.com, jalur bergerigi, yang pernah digunakan Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij pada 1905, tersebut merupakan satu dari tiga yang tersisa di dunia. Dua lainnya berada di India dan Swiss.


Perjalanan Ambarawa-Bedono ditempuh dengan waktu dua jam pulang pergi.


Sementara, untuk jalur Ambarawa-Tuntang, Anda akan disuguhi pemandangan Rawa Pening. Walau samar-samar, tampak juga Gunung Merbabu, Telomoyo, dan Ungaran, serta sawah-sawah masyarakat sekitar. Perjalanan ini menghabiskan waktu sekitar 1 jam pulang pergi.


Banyaknya peminat


Walau perjalanan berlangsung singkat dan harga tiket relatif mahal, namun peminat wisata kereta kuno ini terus meningkat.


Menurut Amiqul, jika pada hari-hari biasa stasiun itu hanya kedatangan 100-150 pengunjung, angka itu meningkat pada akhir pekan. Bahkan pada musim libur dapat menyentuh 500 pengunjung per harinya.


Oleh karena itu wisata museum kereta api Ambarawa ini terus dibenahi. Hal itu dibuktikan dengan apiknya suasana di sekitar stasiun, museum kereta kuno yang terawat bersih, hingga pelataran yang dijaga keasriannya.


"Para pengunjung sembari menunggu giliran biasanya main di pelataran atau taman, atau foto-foto di kereta kuno bersama keluarga," pungkas Amiqul.